Senin, 02 November 2015

makalah Pengaruh Jenis Pupuk Terhadap Perkecambahan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata)

Pengaruh Jenis Pupuk Terhadap Perkecambahan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata)





BAB I
PENDAHULUAN
Ø  Tema : pengaruh nutrisi terhadap perkecambahan kacang hijau (Vigna radiata)
   Ø   Tujuan Penelitian
ü  Untuk mengetahui pengaruh jenis pupuk pada perkecambahan kacang hijau (Vigna radiata).
ü  Untuk mengetahui jenis pupuk yang terbaik terhadap perkecambahan kacang hijau.
Ø  Waktu : 5 hari
Ø  Judul   : pengaruh jenis pupuk terhadap perkecambahan tanaman kacang hijau (Vigna radiata)

   Ø   Latar Belakang
Fungsi pupuk adalah sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen , fosfor, dan kalium. Sedangkan unsur sulfur, kalsium, magnesium, besi, tembaga, seng, dan boron merupakan unsure-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (mikronutrien)

a.    Pupuk Organik
Pupuk organic adalah semua sisa bahan tanaman, pupuk hijau, dan kotoran hewan yang mempunyai kandungan unsure hara rendah. Pupuk organic tersedia setelah zat tersebut mengalami proses pembusukan oleh mikro organisme. Selain pupuk anorganik, pupuk organic juga harus dberikan pada tanaman. Macam-macam pupuk organic adalah sebagi berikut:
1.   Kompos
Pupuk kompos adalah pupuk yang dibuat dengan cara membusukkan sisa-sisa tanaman. Pupuk jenis ini berfungsi sebagai pemberi unsure-unsur hara yang berguna untuk perbaikan struktur tanah.
2.   Pupuk Hijau
                Pupuk hijau adalah bagian tumbuhan hijau yang mati dan tertimbun dalam tanah. Pupuk                     organic jenis ini mempunyai perimbangan C/N rendah, sehingga dapat terurai dan cepat                       tersedia bagi tanaman. Pupuk hijau sebagai sumber nitrogen cukup baik di daerah tropis,                yaitu sebagai pupuk organic sebagi penambah unsure mikro dan perbaikan struktur tanah.
3.    Pupuk kandang
pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Kandungan hara dalam puouk kandang rata-rata sekitar 55% N, 25% P2O5, dan 5% K2O (tergantung dari jenis hewan dan bahan makanannya). Makin lama pupuk kandang mengalamai proses pembusukan, makin rendah perimbangan C/N-nya.

b.     Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik atau pupuk buatan (dari senyawa anorganik) adlah puuk yang sengaja dibuat oleh manusia dalam pabrik dan mengandung unsure hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik digunakan untuk mengatasi kekurangan mineral murni dari alam yang diperlukan tumbuhan untuk hidup secara wajar. Puuk anorganik dapat menghasilkan bulir hijau dan yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis.
Berdasarkan kandungan unsur-unsurnya, pupuk anorganik digolongkan sebagai berikut :
1.    Pupuk Tunggal
Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsure hara sebagai penambah kesuburan. Contoh pupuk tunggal yaitu pupuk N, P, dan K.
a.    Pupuk Nitrogen
b.    Pupuk Fosforus
c.    Pupuk Kalium

2.    Pupuk Majemuk
Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsure hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Contoh pupuk majemuk yaitu NP, NK, dan NPK. Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCL).
Pengaruh negatif penggunaan pupuk
a.    Pengaruh negatif pupuk urea
-      tanah akan bersifat agak asam
-      penggunaan urea berlebihan dalam kurun waktu yang berdekatan akan mengurangi proses tumbuhnya kecambah dari suatu bibit dan mengurangi daya serap akar.
b.    Pengaruh negatif pupuk superfosfat
-      Jika kelebihan superfosfat, tanah akan kelebihan asam. Hal ini dikarenakan superfosfat dapat meningkatkan konsentrasi hydrogen dalam tanah.
-      Dapat bersifat racun bagi tanaman jika diberikan pada tanaman yang tumbuh pada tanah yang mengandung banyak unsure aluminium. Hal ini dikarenakan superfosfat dapat mempercepat pembentukan racun aluminium, atau toxic aluminium.
c.    Pengaruh negatif pupuk ammonium sulfat
-      Dapat bersifat racun bagi tanah jika diberikan pada tanah tanpa disertai kapur. Tanpa adanya batuan kapur, ammonium sulfat akan bebas bereaksi dengan besi, aluminium, dan mangan membentuk racun besi, aluminium, dan mangan.
-      Kelebihan pupuk ammonium sulfat mengakibatkan tanah besifat asam. Dengan demikian, pupuk ini harus diberikan pada tanah yang bersifat basa.

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosaeyang cukup penting di Indonesia. posisinya menduduki tempat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah.
Sampai saat ini perhatian masyarakat terhadap kacang hijau masih kurang. Kurangnya perhatian ini diantaranya disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih rendah. Di samping itu, panen kacang hijau ini harus dikerjakan beberapa kali.

   Ø   Rumusan Masalah
ü  Apakah ada pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau?
ü  Pupuk jenis apakah yang memungkinkan tanaman kacang hijau tumbuh lebih cepat?



BAB II
LANDASAN TEORI dan HIPOTESIS
A.    Landasan Teori
Ada beberapa teori yang menjadi landasan dalam praktikum, yaitu :
1.      Pengertian nutrisi tumbuhan
Tumbuhan memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk tumbuh, berkembang, dan bereproduksi. Ketika tumbuhan mengalami malnutrisi, tumbuhan menunjukkan gejala-gejala tidak sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau yang terlalu banyak dapat menimbulkan masalah.
Nutrisi tumbuhan dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu :
a.         Makronutrien.
Makronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah banyak, yaitu nitrogen, kalsium, potasium, sulfur, magnesium, dan fosfor.
b.           Mikronutrien
Mikronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit, seperti besi, boron, mangan, seng, tembaga, klor, dan molybdenum. Baik makro dan mikronutrien diperoleh akar tumbuhan melalui tanah.

2.      Nutrisi yang diperlukan tumbuhan
Ada beberapa jenis unsur yang dibutuhkan tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang. Unsur-unsur yang sangat esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, antara lain:
  1. Nutrien Makro adalah kelompok unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif besar yaitu Nitrogen (N), Phospor (P) dan Kalium (K)
  2. Nutrien Sekunder adalah kelompok unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedang yaitu Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Belerang atau Sulfur (S)
  3. Nutrien Mikro adalah kelompok unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sangat sedikit yaitu Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Boron (B), Tembaga (Cu) dan Molibdenum (Mo)

    Meskipun tanaman membutuhkan lebih banyak unsur makro dari pada unsur sekunder dan mikro tetapi pada kenyataannya kekurangan dari salah satu unsur sekunder ataupun mikro akan sama bahayanya seperti kekurangan unsur makro.
                                                     
    1.      Peranan unsur mineral pada tumbuhan
    v  Fosfor
    ü  Berperan penting dalam transfor energi didalam sel tanaman. Misalnya ADP, dan ATP.
    ü   Berperan dalam pembentukan membran sel. Misalnya lemak fosfat.
    ü   Berpengaruh terhadap struktur K+, Ca2+, Mg2+,Mn2+.
    v  Nitrogen
    ü  Komponen utama berbagai senyawa didalam tubuh tanaman, yaitu: asam amino, protein, dan klorofil.
    v  Kalium
    ü  Mengatifkan kerja beberapa enzim.
    ü   Merupakan komponen penting didalam mekanisme pengaturan osmotik didalam sel.
    ü   Memacu translokasi karbohidrat dari daun ke organ tanaman yang lain, terutama organ tanaman penyimpan karbohidrat, misalnya ubi.
    v  Kalsium
    ü  Berperan penting sebagai elemen structural dinding sel, khususnya sebagai Calsium pektat didalam penyusun lamella tengah.
    ü   Fungsi ion Kalsium yang penting adalah mengatur permeabilitas dari dinding sel.
    v  Magnesium
    ü  Penyusun klorofil.
    ü   Pembawa fosfat terutama dalam pembentukan biji berkadar minyak tinggi yang mengandung lesitin.
    v  Mangan
    ü  Elemen structural membran kloroplast
    ü   Ikut berperan dalam beberapa fungsi enzim
    v  Besi
    ü  Besi diserap dalam bentuk Fe++ dan mempunyai fungsi yang tidak dapat digantikan pada pembentukan hijau daun.
    ü   Besi juga merupakan salah satu unsur yang diperlukan pada pembentukan enzym-enzym pernapasan yang mengoksidasikan hidrat arang menjadi gas asam arang dan air.
    ü  Jika kekurangan besi maka akan segera tampak gejala-gejala pada bagian tanaman yang masih muda.
    v  Seng
    ü  Zink dalam kadar rendah memberikan dorongan terhadap pertumbuhan. Sedangkan bila kadar berlebih walau sedikit akan menjadi racun bagi tanaman.
    ü  Persenyawaan-persenyawaan Zn mempunyai fungsi pada pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan psikologis.
    ü    Gejala-gejala kekurangan Zn ialah daun antara tulang-tulang daun berwarna merah coklat.
    v  Belerang
    ü  Sebagai struktur molekul.
    ü    Sulfat organik membantu mencegah melarutnya bahan organik didalam air.
    v  Boron
    ü  Berpengaruh didalam translokasi dari daun.
    ü  Sangat erat hubungannya dengan beberapa fungsi yang berhubungan dengan kalsium didalam tanaman.
    v  Molibdenum
    ü  Berperan didalam serapan dan translokasi besi
    v  Tembaga
    ü  Berperan dalam transport elektron pada fotosintesis.
    ü  Penting selama pembentukan klorofil.
    ü      Secara tidak langsung berperan dalam nodul akar.
    v  Natrium
    ü  Berperan dalam membukanya stomata sebagai pengganti kalium.
    ü   Mengatur keseimbangan air.
    v  Selenium
    ü  Fungsinya belum banyak diketahui.
    ü   Diduga sama dengan metabolik belerang
    v  Silikon
    ü  Mengurangi efek racun elemen yang lain
    v  Kobalt
    ü  Berperan dalam metabolisme leghemoglobin
    v  Khlor
    ü  Berpengaruh terhadap turgor
    B.  Hipotesis
    Biji kacang hijau dapat tumbuh dengan baik jika perendamannya tidak terlalu lama, karena jika terlalu lama biji kacang hijau bukan tumbuh dengan baik tetapi membusuk karena kebanyakan air.
    Biji kacang hijau tidak dapat tumbuh dengan baik jika air yang diberikan pada biji kacang hijau terlalu banyak ataupun terlalu lamanya perendaman.

    BAB III
    METODE PENELITIAN
    a.       Metode Penelitian
    Metode penelitian di lakukan dengan cara eksperimen, yaitu :
         Ø Alat dan Bahan
    1.      Alat-alat
    v  6 buah pot dengan diameter 5 cm dan panjang 24 cm
    v  Penggaris (alat ukur) 1 buah
    v  Lidi
    v  Gelas ukur
    v  Alat tulis seperti buku dan bolpoin untuk mencatat perkembangan dan pertumbuhan perkecambahan kacang hijau
    v  Kamera
    2.      Bahan-bahan
    v  Biji kacang hijau (50 biji)
    v  Pupuk :
    ü  Pupuk kandang              : 8 ml
    ü  Pupuk kompos               : 8 ml
    ü  Pupuk urea (dilarutkan) : 8 ml/liter air
    ü  Pupuk cair                      : 8 ml/liter air
    ü  Pupuk TSP                     : 8 ml/liter air
    v  Tanah masing-masing 700 gram/pot
    v  Air  110 ml/hari (2 kali,pagi dan sore) pada setiap pot
    a.       Langkah kerja

    v  Menyiapkan alat-alat dan bahan yang di perlukan



v  Merendam biji kacang hijau yang akan di tanam kurang lebih 6 jam

v  Masukkan tanah ke dalam 6 pot dengan ukuran yang sudah di tentukan
v  Memberikan label pada jenis-jenis pupuk pada masing-masing pot
ü  botol A (pupuk kandang)
ü  botol B (pupuk kompos)
ü  botol C (pupuk urea)
ü  botol D (pupuk cair)
ü  botol E (pupuk TSP)
ü  botol f (tanpa pupuk)

v  Menanam kecambah kacang hijau ke dalam botol yang sudah di isikan tanah dan 5 jenis pupuk dengan masing-masing botol yang sudah berisi 10 biji kecambah kacang hijau


v  Menandai masing-masing kacang hijau dengan lidi yang telah di beri label nomor
v  Menyiram biji-biji kacang hijau pada masing-masing pot yang sudah ditanami kecambah kacang hijau dengan 110 ml air/hari (pagi dan sore). Penyiraman ini dilakukan dengan frekuensi  2 kali sehari (pagi dan sore)
v  Mengukur panjang pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan kacang hijau
v  Memotret setiap perkembangan pada tumbuhan kacang hijau
v  Mencatat hasil pengamatan

HASIL PENGAMATAN
    A.    Tabel pengamatan
     1.      Pot A (pupuk kandang)
No
hari ke
pot A (pupuk kandang) dinyatakan dalam cm
keterangan
biji 1
biji 2
biji 3
biji 4
biji 5
biji 6
biji 7
biji 8
biji 9
biji 10
1
1
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0

2
2
 0
 0,4
 1
 0
 0,5
 0
 0,4
 0
 0
 0,3

3
3
 0
 0,5
 5
 0
 1,3
 0
 2
 1,5
 1,4
 1

4
4
 0
 0,5
 12,4
 0
 6
 0
 5,5
 3,5
 3,5
 2

5
5
 0
 0,7
 17,9
 0
 12
 0
 10,9
 7
 5,5
 4,9

Rata-rata
 0
 0,4
 7,26
 0
 3,96
 0
 3,76
 2,4
 2,08
 1,64


     2.      Pot B (pupuk kompos)
No
hari ke
pot B (pupuk kompos) dinyatakan dalam cm
Keterangan

biji 1
biji 2
biji 3
biji 4
biji 5
biji 6
biji 7
biji 8
biji 9
biji 10
1
1
 0
 0

2
2
 0
 0,6
1,2 
 0
 0,7
0,4 
 0
 0
 0

3
3
 0
 1
 2,1
 3,9
 1,5
 3
 2
 0,2
 1
 0,5

4
4
 0
 2,3
 3,5
 7,5
 5
 6
 3,5
 0,5
 4
 2,9

5
5
 0
 4,3
 4,5
 10,8
 9
 8,7
 5,5
 1
 6,8
 5,7

Rata-rata
 0
 1,52
 2,14
 4.68
 3,1
 3,68
 2,28
 0,34
 2,36
 1,82


3.  Pot C (pupuk urea)
No
hari ke
pot C (pupuk urea) dinyatakan dalam cm
keterangan
biji 1
biji 2
biji 3
biji 4
biji 5
biji 6
biji 7
biji 8
biji 9
biji 10
1
1
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0

2
2
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0

3
3
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0

4
4
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0

5
5
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0

Rata-rata
0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0


 4. Pot D (pupuk cair)
No
hari ke
pot D (pupuk cair) dinyatakan dalam cm
Keterangan
biji 1
biji 2
biji 3
biji 4
biji 5
biji 6
biji 7
biji 8
biji 9
biji 10
1
1
 0
 0,3
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0

2
2
 0
 2
 0
 0,3
 0
 0
 0,7
 0,2
 0,9
 0

3
3
 0
 5,5
 3
 1
 0
 0,9
 3,5
 3,2
 2,3
 0

4
4
 0
 10,9
 10,2
 3,6
 0
 3
 10,1
 10,8
 6,2

5
5
 0
 16,5
 15,7
 8,5
 0
 7
 14,8
 16,5
 11
 0

Rata-rata
 0
 7,04
 5,78
 2,68
 0
 2,18
 5,82
 6,14
 4,08
 0

 
        5.pot E (pupuk TSP)
No
hari ke
pot E (pupuk TSP) dinyatakan dalam cm
keterangan
biji 1
biji 2
biji 3
biji 4
biji 5
biji 6
biji 7
biji 8
biji 9
biji 10
1
1
 0,3
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0
 0

2
2
 1
 0,8
 0
 0
 0
 0
 0,6
0,5 
 0,1
 1

3
3
 4,5
 3,3
 0
 0
 1
 0
3,5
 2,6
 1,5
 5

4
4
 11,8
 7
 0
 0
 2,9
 0
 8
 6,4
 4,3
 11,6

5
5
 17,5
 10,2
 0
 0
 4,3
 0
 16
 11
 7,5
 16,1

Rata-rata
 7,02
 4,26
 0
 0
 1,64
 0
 5,62
 4,1
 2,68
 6,74


 6. Pot F (tanpa pupuk)
No
hari ke
pot F (tanpa pupuk) dinyatakan dalam cm
keterangan
biji 1
biji 2
biji 3
biji 4
biji 5
biji 6
biji 7
biji 8
biji 9
biji 10
1
1
 0,3
 0
 0
 0
 0
 0,2
 0
 0
 0
 0

2
2
 0,9
 0
 0,7
 0
 0
 0,4
 0
 0
 0,2
 0

3
3
 5,8
 0
 4
 0,8
 0
 2
 0
 0
 0,3
 0,5

4
4
 11,5
 0
 10
 4,5
 0
 4,9
 0,3
 0
 5,5
 2

5
5
 16,5
 0
 15
 11
 0
 10
 1
 0
 7,3
 2,5

Rata-rata
 7
 0
 5,94
 3,26
 0
 3,5
 0,26
 0
 2,66



A.    Grafik
a.       Pupuk kandang
a.       Pupuk kompos
a.       Pupuk urea
a.       Pupuk cair
a.       Pupuk TSP
a.       Tanpa pupuk




BAB IV
PEMBAHASAN
                Dari percobaan yang kami lakukan untuk mengetahui pengaruh nutrisi terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau (Vigna radiata) dapat diketahui bahwa pada perkecambahan kacang hijau dengan pemberian jenis pupuk pada masing-masing botol menunjukan hasil yang berbeda.
Biji kacang hijau ini kami berikan pupuk-pupuk yang berbeda namun dengan takaran yang sama pada masing-masing botol. Pemberian pupuk hanya dilakukan pada awal penelitian. Jenis pupuk yang kami gunakan antara lain: pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk cair, dan pupuk TSP.
Pada botol A (pupuk kandang) kami tanam 10 biji kacang hijau(Vigna radiata), dengan takaran pupuk 8ml. Pada botol ini dapat dilihat pertumbuhan kacang hijau pada hari pertama rata-rata tidak tumbuh. Namun hari ke-2 sampai hari ke-5 baru terlihat pertumbuhan secara memadai sekitar 1-5 cm/hari. Biji kacang hijau (Vigna radiata) yang mampu tumbuh dan ada yang tidak mapu tumbuh dan ada pula yang petumbuhannya agak lambat.
Pada botol B (pupuk kompos) kami tanam 10 biji kacang hijau (Vigna radiata) , dengan takaran pupuk 8ml. Berdasarkan data hasil eksperimen terlihat pada hari pertama tidak ada terlihat pertumbuhan. Pada hari ke-2 sampai hari ke-5 baru terlihat pertumbuhan. Namun tidak semua biji kacang hijau (Vigna radiate) mampu tumbuh tetapi ada pula yant tidak tumbuh.
Pada botol C (pupuk urea) kami tanam 10 biji kacang hijau (Vigna radiate), dengan takaran pupuk 8ml/liter air. Pada botol ini rata-rata semua biji kacang hijau (Vigna radiate) tidak bisa tumbuh. Kemungkinan hal ini disebabkan karena pemberian pupuk terlalu banyak sehingga biji kacang hijau (Vigna radiate) tidak mampu menerima unsur hara dari pupuk urea dan dapat pula  disebabkan karena kacang hijau belum siap menerima nutrisi dari bahan organik.
Pada botol D (pupuk cair) kami tanam 10 biji kacang hijau (Vigna radiate), dengan takaran pupuk 8ml/liter air. Pada botol ini dapat dilihat dari data pertumbuhan kacang hijau pada hari pertama pertumbuhannya belum terlalu mencolok. Namun pada hari ke-2 sampai hari ke-5 
baru terlihat pertumbuhan yang memadai yaitu antara 1-5 cm/hari. Namun ada pula biji kacang hijau (Vigna radiate) yang tidak mampu tumbuh.
Pada botol E (pupuk TSP) kami tanam 10 biji kacang hijau (Vigna radiate), dengan takaran pupuk 8ml/liter air. Pada botol ini dapat dilihat pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiate) pada hari pertama tidak terlalu mencolok. Namun hari ke-2 sampai hari ke-3 baru terlihat pertumbuhan dan perkembangan biji kacang (Vigna radiate) secara memadai antara 1-5 cm/hari. Namun ada pula biji kacang hijau yang tidak bisa tumbuh.
Pada botol F (tanpa pupuk) kami tanam 10 biji kacang hijau (Vigna radiate). Pada botol ini dapat dilihat dari data pertumbuha kacang hijau (Vigna radiate) pada hari ke-1 sampai hari ke-2 pertumbuhannya relatif tidak terlalu mencolok. Pertumbuhan yang memadai baru terlihat dari hari ke-3 sampai ke-5 sekitar 1-5 cm/hari.



BAB V
Penutup
A.    Kesimpulan
Dari percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa jenis pupuk yang berbeda dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau (Vigna radiate). Karena kandungan unsur hara setiap pupuk itu berbeda sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau(Vigna radiate). Pertumbuhan biji kacang hijau yang paling memadai terdapat pada jenis pupuk cair.
Dari hasil eksperimen yang kami lakukan terlihat dari data setiap penggunaan pupuk rata-rata laju pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiate) dimulai sejak hari ke-3.
Dari data hasil eksperimen dengan menggunakan pupuk urea pertumbuhan hampir tidak terlihat karena tidak ada satu pun biji kacang hijau (Vigna radiate) yang tumbuh. Jadi dengan kata lain pupuk urea tidak baik untuk memulai pertumbuhan.



B.     Saran
Bagi peneliti lain disarankan  meneliti lebih lanjut percobaan kami ini sehingga diperoleh hasil yang lebih valid dan dapat bermanfaat bagi kita semua.



















»»  READMORE...